Dua Tahun Bersama Bule Amrik

 

Masih teringat kurang lebih 5 tahun yang lalu, aku pernah mempunyai partner mengajar di kelas. Dia adalah Inge Orendt, tapi aku memanggilnya Bu Inggi biar lebih gampang . Dia adalah bule asal Ohio, Amerika berusia 60 tahun tapi semangat mengajarnya luar biasa di usia yang segitu masih mau pergi jauh dari negaranya hanya untuk mengajar di sekolah kami.Secara fisik tampak sehat dan berenergi, walau kadang kalau sudah  mengajar dari kelas pada jam terakhir sedikit mengeluh sakit lutut atau punggung. Kebetulan beliau tidak sendiri tapi ditemani suaminya bernama pa Joe, yang juga mengajar di sekolah tetangga. Kenapa sampai ada bule yang nyasar ke sekolah kami? Waktu itu  sekolah kami ditawari oleh PeaceCorp Foundation yang menaungi para relawan asal Amerika untuk membantu mengajar Bahasa Inggris bagi sekolah-sekolah SMA/SMK  yang berada di daerah.

Aku bersyukur sekali bisa berinteraksi langsung dengan seorang native speaker selama 2 tahun. Ya anggap saja private gratis Bahasa Inggris. Padahal dulu sebelum bertemu Bu Inggi, ingin sekali rasanya ngobrol bareng bule buat latihan speaking, maklum kalau di daerahku kan jarang  ada bule.  Ternyata setelah bertemu langsung dengan orang asli Amerika, rasanya beda banget antara ngobrol dengan native speaker dan ngobrol dengan orang Indonesia. Kalau dengan sesama orang Indonesia, pasti aja ada Bahasa Indonesianya yang keluar  dari mulutku ketika ada kata yang bingung untuk di ungkapkan. Tapi kalau ngobrol sama native speaker ketika  ada kata yang kita tidak tahu apa Bahasa Inggrisnya, kita akan berusaha keras mencari kata lain yang maksudnya sama bahkan bahasa tubuh pun kadang dipake. Alhamdulillah, selama 2 tahun itu kemampuan berbicaraku lumayan terlatih  karena hampir setiap hari pasti ketemu dan ngobrol.  Selain itu aku jadi penerjemah dadakan juga apabila ada teman -teman guru yang selain guru Bahasa Inggris ingin sekedar tanya sesuatu atau ngobrol bareng. Lalu apa saja pengalaman lainnya selama berpartner dengan bu Inggi? Tunggu lanjutan cerita berikutnya.

#Day18AISEIWritingChallenge